Ketika Garis Dua Tak Kunjung Terlihat
Kehidupan dalam pernikahan itu seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Sebelum nikah kita pasti mikirnya atau rencananya, akan begini, begini, dan begitu. Teratur sesuai alur kita. Termasuk dalam urusan momongan. Seringnya yang ada dalam pikiran kita itu, nanti setelah nikah trus punya anak, atau ditunda dulu baru hamil. Tapi kenyataan berbicara lain. Satu bulan terlewati. Satu tahun kemudian berlalu. Tiga puluh enam purnama menanti. Tapi yang ditunggu tak juga datang.
Bagaimanakah rasanya, ketika yang muncul selalu garis satu di alat tespek kehamilan?
Sementara yang menikah baru hitungan bulan sudah melendung. Dan yang bareng nikahnya sama kita, sudah nambah buntutnya.
Sedih?
Pengen nangis, atau malah udah nangis setiap malam dalam permohonan.
Belum lagi, komentar orang tentang hal ini.
"Kok belum hamil juga sih".
"Kapan mau punya anak".
"Jangan-jangan kalian gak subur, waktu aku dulu, begitu nikah, bulan depan langsung mampet alias hamil".
Dannnn masih banyak lagi komentar yang menyedihkan hati.
Saya pernah ada dalam kondisi ini dan menjalaninya selama tujuh tahun. Ya saya baru dinyatakan hamil ketika usia pernikahan di angka tujuh. Dan umur sudah melewati tiga puluh lima tahun.
Setiap orang pasti memiliki hati dan pengalaman yang berbeda. Disini saya enggak ada niat untuk menggurui, ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi saya aja.
Saya juga sama seperti para pejuang garis dua yang lain. Komentar dan pertanyaan mulai dari yang nanya biasa, simpati, kepo, bahkan nyinyir, ada banyaaakkk banget. Alhamdulillah nya, pihak keluarga santuy dan gak pernah mengintimidasi, kenapa saya belum juga hamil. Karena semua keluarga inti sangat paham, bahwa hadirnya anak adalah mutlak hak Allah, dan manusia hanya bisa berdoa dan berikhtiar.
Lalu, bagaimanakah saya menyikapi ini semua,ketika tak kunjung juga hamil di awal awal nikah, sampai akhirnya anugerah itu datang tanpa terduga.
Hal pertama yang saya lakukan adalah berlapang dada dan ridho atas ketentuan Allah, bahwa memang rezeki berupa anak ini tidaklah sama setiap orang. Ada yang cepat, lama, bahkan tidak diberikan sama sekali. Apalah saya ini yang banyak dosanya, sedangkan nabi Allah, Zakaria AS yang ketaatannya mumpuni saja, baru Allah kasih anak di usia yang sudah senja, 80 tahun.
Kedua, saya berdoa. Dan yakin permohonan saya di kabulkan sama Allah. Saya memohon agar dikaruniai anak dari rahim sendiri dengan suami saat ini, dan agar tidak dibiarkan hidup di dunia ini tanpa keturunan. Saya juga mohon petunjuk ikhtiar promil apa yang harus saya lakukan. Tak lupa dalam berbagai kesempatan saya selalu beristigfar. Lagi nyuci piring, nyapu, dll begitu ingat saya langsung beristigfar.
Ketiga, tentang omongan orang, saya hadapi dengan santai dan tidak perlu terlalu baper. Ketika orang itu bertanya ya saya jawab sesuai pertanyaannya. Saat mulai nyinyir, saya bilang, "doain ya biar disegerakan".
Oiya, tak lupa juga saya sering minta didoakan pada temen yang kebetulan sedang hamil atau melahirkan. Karena kita tidak tahu doa yang mana dan dari siapa yang akan Allah kabulkan.
Keempat, saya selalu berusaha untuk bersyukur. Melihat lebih dalam lagi tentang nikmat dari Allah yang tak terhitung. Saat perasaan "kapan ya saya punya anak" itu muncul di hati, segera saya tepis dengan perbandingan begini, alhamdulillah saya sudah punya suami, sementara diluaran banyak perempuan yang masih mengharap jodohnya. Jadi jangan bandingkan diri dengan yang gampang punya anak.
Kelima, melakukan promil tapi enggak ngoyo dan harus berhasil. Santai dan jalani saja ritme nya. Jika belum berhasil ya mungkin memang belum waktunya saya hamil. Dan setiap hari, saya mengafirmasi positive diri sendiri. Misalkan begini, saya sehat dan inshaallah saya akan punya anak dari rahim sendiri.
Keenam, sedekah, untuk hal ini juga bisa dilakukan tak mesti dengan materi. Dan jangan pamrih. Lakukan aja sesuai kemampuan, untuk reward nya biar Allah yang membalas.
Kira kira begitu saya melakukannya. Oiya, sibukkan diri untuk mengisi waktu. Bisa baca buku, AlQuran, nonton drakor atau dratur, pokoknya jalani hari dengan pikiran yang positive. Inshaallah berkah. Semangat selalu untuk para pejuang garis dua. Ingat, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah ya...
Bekasi. 27.5.20
Endang Arunika